Berdasarkan berita yang didapat dari Surat kabar lokal, Internet dan
CNN, dapat saya jabarkan dibawah ini bahwa ada beberapa Kekuatan Politik
yang berjalan di Indonesia sekarang ini, yaitu :
1. Eks Presiden Soeharto & Presiden Habibie,
Pola kekuasaannya akan masih bercokol di Indonesia, Soeharto merupakan
The Indonesian�s God Father, yang memiliki kekuasaan terhadap Pemerintah
(Presiden Habibie), didukung dengan beberapa Ormas (Pemuda Pancasila,
Pemuda Panca Marga dan Organisasi- Organisasi Kepemudaan Islam). Dia
mengandalkan kekuatan Politik dari belakang layar dan akan segera
menggunakan kekuatan ekonominya. Kelompok ini masih dilindungi oleh
sebagian ABRI yang loyal kepada Soeharto / Orde Baru di bawah komando
Jendral Wiranto.
2. Amien Rais :
Sementara dan sebagian orang menduga bahwa Amien Rais bagian dari
Soeharto, dengan alasan bahwa dengan kekuatan masa 30 juta orang tidak
pernah digulingkan oleh Kelompok Soeharto sedangkan kelompok lain yang
lebih kecil telah di libas. Tetapi Amien Rais memiliki dukungan dari
pihak luar terutama Amerika bukan hal yang mustahil, dengan rencana
kedatangan 2000 marinir Amerika memiliki tujuan tambahan untuk
menyelamatkan beberapa tokoh oposisi jika diperlukan. Amien tidak
menolak dan tidak menerima Habibie, tetapi dari tindakkannya maka dia
bersifat menunggu.
3. Megawati, Ali Sadikin dan para Mahasiswa Pro Reformasi :
Adalah kelompok yang menghendaki tetap dijalankannya sidang Istimewa dan
menolak Habibie sebagai Presiden. Mereka adalah Agent of Reform, Agen
Reformasi yang sejati. Ali Sadikin dan Mahasiswa bersifat menentang,
tetapi Megawati (Keluarga Soekarno) bersikap diam dahulu. Keluarga
Soekarno sebenarnya memiliki kekuatan politik yang besar jika mereka
turun bersama-sama seperti Guntur Soekarno.
4. Prabowo dkk,
Ini adalah pihak menentang reformasi dan mengincar kedudukan Presiden
jika Soeharto mundur, terlebih dengan dijatuhkan dirinya dari
Pangkostrad maka tidak tertutup kemungkinan akan timbul pergolakan di
dalam tubuh ABRI. Kelompok ini adalah kelompok kedua yang memiliki
senjata dan tentunya masih memiliki pendukung.
5. Kelompok Minoritas :
Kelompok ini terdiri dari Warga Keturunan dan agama minoritas seperti
Kristen dan Katolik. Sebenarnya mereka memiliki kekuatan juga walaupun
kecil, contohnya Kwik Kian Gie, Marie Pangestu Christian Wibisono
ataupun Soedjati Djiwandono. Kekuatan mereka berada pada kemampuan
sosial ekonomi dan politik yang dimiliki walaupun bukan sebagai pratiksi
mereka adalah pengamat ekonomi dan politik yang tangguh. Kemampuan
mereka sekarang ini tidak besar terlebih sejak kerusuhan setelah
penembakkan Mahasiswa. Jika mereka hendak berperan secara aktif haruslah
berkoalisi dengan kelompok yang lain.
6. Kelompok Pembebasan Timor timur,
Kelompok ini akan terus berusaha mencuri peluang untuk mengangkat isyu
Kemerdekaan Timor Timur pada saat jaman Reformasi ini.
Tekanan-tekanan kelompok 2,3 dan sifat bunglon sebagian kelompok 1
menghasilkan mundurnya Soeharto dari jabatan Presiden.
Untuk masa kedepan sangat sulit memprediksi apa yang akan terjadi di
karenakan sebagian kelompok memiliki strategi dengan perencanaan sangat
baik. Peta kekuatan Politik akan berubah jika Keluarga Soekarno akan
turun ke jalan dan juga sikap atas pernyataan Jendral Wiranto untuk
mendukung Reformasi (yang bagaimana).
Yang harus dilakukan sekarang ini adalah dukungan yang selama ini di
dapat para Mahasiswa Pro Reformasi jangan sampai hilang. Kondisi mereka
sangat terdesak dikarenakan Amien Rais tidak memberikan sikap yang tegas
untuk menerima atau menolak Habibie. Tetapi dari berita terakhir yang
saya terima para Mahasiswa tersebut tetap pada tuntutannya semula.
Yang harus dilakukan oleh para Mahasiswa adalah mempromosikan secara
gencar rancangan mengenai kehidupan berpolitik dan bernegara yang telah
dibuatnya. Saya mendengar bahwa mereka memiliki Blue Print Indonesia
setelah proses Reformasi sukses. Hal ini yang paling utama harus
dimengerti oleh kebanyakan rakyat Indonesia sehingga para Mahasiswa juga
transparant dalam menjalankan Reformasi Total.
Salam hormat saya untuk para Mahasiswa yang gagah berani menyatakan
aspirasinya terutama Reformasi. Sedang Reformasi adalah proses terus
menerus yang tidak pernah berhenti, Oleh karenanya sebagai Agent of
Reform jangan cepat putus asa.
Yohannes Nugraha
19 Februari 2011
14 Februari 2010
Pelatih Bola Yang Lebih Memilih Kelaparan Daripada Melatih Israel
Posted on February 12, 2010 by ntunk
Usai memenangi Piala Afrika 2010 yang baru saja berlalu, Hasan Shehata menjadi rebutan berbagai negara untuk melatih kesebelasan sepak bolanya. Maklum, dengan trofi Piala Afrika 2010 tersebut, artinya Shehata telah mengantarkan Mesir menjadi juara untuk ketiga kalinya secara berturut-turut.Salah satu yang meminatinya ternyata Israel. Bahkan dunia sepakbola Israel telah banyak menerima kabar ini. Tapi apa tanggapan Shehata?
“Saya lebih suka mati kelaparan daripada melatih Israel,” katanya kepada harian Mesir Al-Masry al-Youm, hari ini Selasa (9/2), beberapa jam yang lalu. “Saya bisa mengerti bahwa Israel sangat cemburu akan keberhasilan timnas Mesir. Tapi dari perspektif saya, itu tidak mungkin untuk menginjakkan kaki saya di Israel atau melatih timnya—bahkan jika sekalipun Israel adalah satu-satunya negara di dunia ini yang ingin mempekerjakan saya.”
Dia melanjutkan: “Bagaimana Zionis berpikir bahwa saya akan melatih para pembunuh anak-anak dan orang tua? Bagaimana bisa saya bekerja melatih sebuah tim yang mewakili bangsa penjajah?”
“Dari sejak saya dilahirkan, saya telah mendengar tentang pembunuhan Israel terhadap orang-orang Arab, dari tingkat kota hingga ke desa.” tambahnya.
Pelatih veteran ini, yang diberi julukan oleh pers Mesir sebagai “Sang Guru”, sekarang tampaknya akan lebih berkonsentrasi untuk mengantarkan timnas Mesir lolos ke Piala Dunia 2014 di Brasil.
Hmm, tampaknya, penguasa dan politisi Mesir perlu meniru orang tua ini: katakan tidak pada Yahudi! (sa/hrtz)
sumber :http://tvauliya.wordpress.com/2010/02/09/pelatih-sepak-bola-mesir-lebih-memilih-mati-kelaparan-daripada-latih-israel-good-job-sir/
Posted on February 12, 2010 by ntunk
Usai memenangi Piala Afrika 2010 yang baru saja berlalu, Hasan Shehata menjadi rebutan berbagai negara untuk melatih kesebelasan sepak bolanya. Maklum, dengan trofi Piala Afrika 2010 tersebut, artinya Shehata telah mengantarkan Mesir menjadi juara untuk ketiga kalinya secara berturut-turut.Salah satu yang meminatinya ternyata Israel. Bahkan dunia sepakbola Israel telah banyak menerima kabar ini. Tapi apa tanggapan Shehata?
“Saya lebih suka mati kelaparan daripada melatih Israel,” katanya kepada harian Mesir Al-Masry al-Youm, hari ini Selasa (9/2), beberapa jam yang lalu. “Saya bisa mengerti bahwa Israel sangat cemburu akan keberhasilan timnas Mesir. Tapi dari perspektif saya, itu tidak mungkin untuk menginjakkan kaki saya di Israel atau melatih timnya—bahkan jika sekalipun Israel adalah satu-satunya negara di dunia ini yang ingin mempekerjakan saya.”
Dia melanjutkan: “Bagaimana Zionis berpikir bahwa saya akan melatih para pembunuh anak-anak dan orang tua? Bagaimana bisa saya bekerja melatih sebuah tim yang mewakili bangsa penjajah?”
“Dari sejak saya dilahirkan, saya telah mendengar tentang pembunuhan Israel terhadap orang-orang Arab, dari tingkat kota hingga ke desa.” tambahnya.
Pelatih veteran ini, yang diberi julukan oleh pers Mesir sebagai “Sang Guru”, sekarang tampaknya akan lebih berkonsentrasi untuk mengantarkan timnas Mesir lolos ke Piala Dunia 2014 di Brasil.
Hmm, tampaknya, penguasa dan politisi Mesir perlu meniru orang tua ini: katakan tidak pada Yahudi! (sa/hrtz)
sumber :http://tvauliya.wordpress.com/2010/02/09/pelatih-sepak-bola-mesir-lebih-memilih-mati-kelaparan-daripada-latih-israel-good-job-sir/
Langganan:
Postingan (Atom)